6 Hal yang Harus Disepakati Sebelum Menikah Untuk Pernikahan yang Bahagia

6 Hal yang Harus Disepakati Sebelum Menikah Untuk Pernikahan yang Bahagia

#PeloporNetwork – Setelah menjalin hubungan asmara yang cukup lama, biasanya banyak pasangan yang melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan. Ketika pasangan sudah memutuskan untuk menikah maka itu tandanya mereka sudah benar-benar serius untuk hidup bersama ke depannya. Serius untuk membina keluarga yang sakinah dan siap untuk melewati segala lika-liku kehidupan rumah tangga.

Namun masalahnya, pernikahan ini tidaklah semudah seperti yang dibayangkan. Pernikahan ini berbeda halnya dengan hubungan berpacaran. Dimana pernikahan ini adalah momen yang sangat berharga untuk menyatukan dua jiwa menjadi satu. Tidak hanya itu momen ini juga sangatlah sakral sehingga dalam pelaksanaanya tidaklah main-main.

Sebelum pasangan memutuskan untuk melanjutkan hubungannya ke jenjang yang lebih serius ini, maka bukan materi dan perlengkapan pesta pernikahan saja yang harus disiapkan. Melainkan mereka pun harus menyiapkan mental. Bahkan mereka pun harus menyepakati hal-hal penting lainnya. Dimana jika mereka sudah menyepakati hal penting ini maka mereka bisa hidup dalam pernikahan yang bahagia. Pasalnya jika tidak disepakati terlebih dahulu maka dampaknya pun akan berakibat pada hubungan pernikahan itu sendiri.

Nah, anda ingin hubungan pernikahan anda dengan pasangan kelak bahagia bukan? Oleh sebab itu, maka anda harus menyimak hal penting yang harus disepakati sebelum menikah seperti di bawah ini.

6 Hal yang Harus Disepakati Sebelum Menikah Agar Pernikahan Bahagia

1. Tempat tinggal

Biasanya banyak pasangan yang merasa enggan menikah karena mereka belum memiliki rumah untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Dan masalah inilah yang mungkin banyak pasangan antisipasi. Dimana biasanya mereka tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya setelah membangun keluarga. Namun untuk anda yang sudah memutuskan untuk menikah, janganlah perlu merasa kahwatir.

Anda bisa mengajak pasangan anda berdiskusi untuk membicarakan tempat hunian ini. Jika memang anda belum memiliki rumah sendiri dan tidak ingin merepotkan orang tua, maka anda dan pasangan bisa melakukan survei untuk mencari kontrakan sesuai dengan budget yang anda miliki. Anda jangan merasa malu, karena memang pada kenyataanya banyak sekali pasangan yang masih belum memiliki istana sendiri. Bahkan mereka harus rela berpindah-pindah kontrakan. Namun meskipun begitu, keadaan seperti ini bisa melatih kemandirian anda dan pasangan kelak.

2. Karier

Jika dulu yang bekerja hanyalah seorang pria, maka lain halnya dengan sekarang. Dimana sekarang ini bukan hanya pria saja yang bekerja, melainkan wanita pun ikut bekerja dan membantu meringankan beban keluarga. Ketika anda membangun rumah tangga baru bersama pasangan anda, tentuny anda tidak akan serta merta hidup dengan segala kecukupan. Oleh sebab itu, membantu meringankan tanggung jawab pasangan bisa anda lakukan. Apalagi jika anda belum memiliki seorang anak, maka waktu yang anda miliki pun akan semakin leluasa.

Namun, untuk masalah ini perlu anda sepakati terlebih dahulu dengan pasangan anda sendiri. Jika pasangan anda mengijinkan maka anda bisa melanjutkan niat anda tersebut. Tetapi jika sebaliknya, maka mau tidak mau anda harus menerimanya. Janganlah pernah memaksa kehendak sendiri, karena jika begitu maka hubungan anda dengan pasangan tidak akan menjadi harmonis.

3. Masalah jumlah anak

Mungkin jika membicarakan masalah ini terasa cukup jauh. Namun meskipun begitu tetap saja ada orang yang sengaja iseng-iseng membahas masalah yang satu ini sebelum pernikahan. Dan memang pada kenyataannya sah-sah saja jika memang tujuannya baik demi masa depan yang lebih bahagia lagi.

Ketika membicarakan masalah anak, maka anda harus menyepakati jumlah anak yang diinginkan. Jika anda ingin mengikuti program pemerintah maka anda bisa menyepkatinya bersama pasangan dengan 2 anak saja. Namun jika anda berencana memiliki anak lebih dari 2 maka itu bukanlah sebuah masalah. Yang terpenting anda berdua harus memperhatikan kemampuan dalam merawat dan mendidik anak-anak. Entah itu secara finansial, psikologi ataupun rohani. Dan anda juga harus memperhatikan jarak lahir anak-anak anda.

4. Penjagaan anak jika anda berdua sibuk bekerja

Jika memang anda dan pasangan sama-sama ingin memiliki prinsip untuk bekerja, maka itu sah-sah saja. Namun yang perlu anda pikirkan adalah bagaimana jika nanti anda memiliki seorang anak, sedangkan di sisi lain anda memiliki tanggung jawab untuk bekerja. Dalam beberapa bulan anda bisa saja mengambil cuti, namun untuk ke depannya siapa yang akan menjaga anak?

Untuk mengatasi hal ini maka anda harus menyepakati bersama dengan pasangan anda. Dan untuk mengatasinya ada dua alternatif. Dimana alternatif pertama anda bisa menggunakan jasa pengasuh. Ini adalah sebuah solusi jika anda tidak ingin merepotkan kedua orangtua anda. Namun kelemahannya jika anda mengambil alternatif yang ini yaitu anda harus mengeluarkan biaya tersendiri. Dan alternatif kedua yaitu anda bisa menitipkan anak anda kepada orangtua atau mertua yang tinggal satu kota dengan anda. Namun sebelum memutuskan untuk mengambil alternatif ini anda perlu menanyakan terlebih dahulu kesediaan mereka. Jangan sampai mereka merasa terbebani.

5. Pengelolaan uang jika anda berdua sama-sama bekerja

Jika anda dan pasangan sama-sama bekerja, tentunya anda dan pasangan akan memiliki penghasilan masing-masing. Nah, dalam keadaan seperti ini maka idealnya semua pendapatan baik itu dari pasangan atau anda sendiri dilebur menjadi satu. Jika anda dan pasangan sudah menyepakati masalah ini bersama, maka selanjutnya anda bisa mengalokasikan semua pendapatan ke dalam tiga hal. Dimana hal yang pertama yaitu untuk kebutuhan keluarga, keperluan pribadi dan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan keluarga sudah pasti akan mengacu pada kebutuhan bulanan. Sedangkan untuk kebutuhan jangka panjang yaitu membeli rumah dan biaya pendidikan anak-anak. Sedangkan untuk kebutuhan pribadi anda dan pasangan bisa mengambil beberapa persen dari masing-masing pendapatan anda ataupun pasangan anda.

6. Pengawasan keuangan keluarga

Biasanya masalah keungan keluarga selalu diserahkan sepenuhnya kepada pihak wanita atau istri. Pasalnya seorang istrilah yang akan bertanggung jawab akan semua kebutuhan keluarga, mulai dari belanja dan yang lainnya. Tidak hanya itu, wanita pun dikenal sebagai orang yang paling teliti untuk masalah keuangan. Oleh sebab itu tidak heran jika segala pencatatan keuangan diserahkan kepada pihak wanita.
Namun, yang harus anda sepakati bersama pasangan yaitu masalah pengawasan keuangan itu sendiri. Jika andalah yang sepenunya mengatur keuangan, maka anda juga harus mendiskusikan pengawasan keuangan ini. Jangan mentang-mentang andalah yang memegang maka anda juga yang mengawasi keuangan ini. Mengawasi keungan keluarga bukanlah dominasi wanita saja. Pria juga bisa melakukan hal ini. Dan alangkah baiknya jika pengawasan keuangan ini dilakukan bersama-sama agar tidak menimbulkan kesalahpahamanan yang akan memicu pada pertengkaran.

Untuk kebahagiaan hubungan pernikahan itu sendiri sebenarnya kembali lagi pada anda dan pasangan, dan sebanarnya masih banyak sekali hal-hal penting lainnya yang perlu disepakati sebelum menikah, dimana 6 kesepakatan di atas adalah sebagian kecilnya. Tapi akan lebih baik lagi jika kesepakatan ini anda bicarakan kembali setelah menikah.

  • Dipublish : 27 April 2023

  • Diupdate :

  • Penulis : Pelopor Berita

Comments are closed.