Sejarah dan Hikmah Puasa Arafah, Hari Raya Idul Adha 1443 H

PeloporNet – Puasa Arafah merupakan puasa pada hari Arafah, yang merupakan hari ke-9 bulan Dzulhijjah. Puasa ini sangat disunnahkan bagi orang yang tidak sedang menjalankan ibadah haji. Untuk pelaksanaannya sama dengan puasa lain, hanya dibedakan niatnya saja.

Jika puasa ‘Asyura dapat menghapus dosa setahun, maka keutamaan puasa Arafah ini adalah menghapus dosa selama dua tahun bagi siapapun yang menjalankannya.

Sejarah Puasa Arafah

Dianjurkannya puasa Arafah merupakan hikmah dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang menyembelih putranya Nabi Ismail ‘alaihissalam atas perintah Allah. Perintah menyembelih tersebut didapatkan Nabi Ibrahim as. melalui mimpi. Saat itu Nabi Ismail as. memasuki usia remaja. Mimpi tersebut datang selama dua hari berturut-turut, yakni pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.

Karena itu merupakan perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim melaksanakannya tanpa ragu. Ia kemudian menemui Nabi Ismail untuk memberitahukan perintah tersebut pada 9 Dzulhijjah, yang kemudian dikenal dengan hari Arafah.

Nabi Ismail as. merupakan seorang anak yang patuh dan berbakti kepada orang tuanya dan juga taar kepada Allah Swt. Sehingga ia menerima perintah penyembelihan tersebut dengan ikhlas. Tepat tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim melakukan penyembelihan terhadap putranya Nabi Ismail. Namun, saat itu juga Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba dari syuga.

Peristiwa tersebut kemudian yang memberikan hikmah anjuran untuk melaksanakan puasa Tarwiyah, termasuk puasa Arafah, dan juga penyembelihan qurban. Tujuannya agar umat muslim sennatiasa mengingat dan taat kepada Allah Swt.

Hikmah

Puasa Arafah dan sebelumnya yakni Tarwiyah merupakan ajaran dari nabi saw. Sahabat Abu Qatadah menjelaskan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dan Imam Ahmad. Isi pesan Rasulullah saw. adalah pahalanya dua tahun dan tarwiyah setahun. Arafah pahala menghapus di tahun lampau dan yang akan datang. Dengan hadis tersebut, kebanyakan umat islam melakukan puasa sunnah untuk memperbanyak amalan dan pahala yang didapatkannya.

Hikmah di atas juga didukung oleh momentum pelaksanaan wukuf di Arafah dan sejarah kurban di saat Nabi Ibrahim as. menerima wahyu untuk kurban. Wahyu tersebut lewat mimpi Ibrahim as. tejadi tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Di mana dalam wahyu tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat As-Saffat untuk menyembelih putra semata wayangnya Ismail as. Keraguan itu datang awalnya pada tanggal 8 Dzulhijjah dan sehari berikutnya menjadi kenyataan bahwa perintah itu adalah perintah Allah yakni di tangal 9 Dzulhijjah. Keyakinan tersebut menjadikannya dikenal dengan Arafah. Sehingga, tanggal 10 Dzulhijjan Nabi Ibrahim as. melaksanakan perintah untuk berkurban.

Demikian mengenai sejarah dan hikmah puasa Arafah, semoga bermanfaat.

  • Dipublish : 1 Juli 2022

  • Diupdate :

  • Penulis : Wak Kaji

Comments are closed.