Amalan Yang Disukai Allah, Muslim Wajib Tau!

PeloporNet– Setiap muslim menginginkan keberkahan, kesuksesan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dari sekian banyak amal kebaikan yang yang tertuang dalam ketiga konsep tersebut, ada sejumlah amalan yang paling disukai Allah SWT.

Rasulullah SAW pernah menasehati istrinya, Aisyah RA. ” Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan secara rutin walaupun itu sedikit.” Meski amalan sedikit, namun bila konsisten dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang banyak dilakukan namun sekali saja dilakukan.

Tetapi kunci kesuksesan memperoleh kesempurnaan amalan yang disukai Allah itulah yang menjadi tantangannya, yakni istiqomah atau konsisten menjaga meski sedikit. Berikut amalan yang paling di sukai Allah SWT:

1. Berbakti Kepada Orang Tua

Berbakti kepada orang tua tidak hanya saat mereka masih hidup saja, bahan ketika mereka sudah wafat pun masih harus tetap berbakti kepada mereka. Selama mereka masih ada, berbakti dan memuliakannya tanpa menyakiti. Hal ini terdapat dalam penggalan surah di kitab suci Al-quran dan di tegaskan kembali oleh Rasul dalam banyak hadist.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya..” (QS. Al Isra: 23-24).

Sedangkan ketika kedua orangtua telah berpulang, sebagai seorang anak adalah mendoakan mereka.

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: “الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا”. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ” بِرُّ الْوَالِدَيْنِ “. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: “الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ” 81-138.

Dari Ibnu Mas’ud, dia berkata: “Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Lalu apa?” Beliau menjawab “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku berkata, “Lalu apa?” Beliau menjawab , “Berjihad dijalan Allah.” (Shahih: AlBukhari no 527 dan Muslim no. 85).

2. Bersedekah

Amalan yang disukai Allah berikutnya, yakni dengan bersedekah, baik dalam bentuk harta maupun jasa atau amal kebaikan.

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid: 18)

Dilarang menjadikan sedekah sebagai hal yang memberatkan. Karena amalan yang disukai Allah satu ini, tidak melulu soal harta. Kita bisa bersedekah secara ikhlas saat berusaha membantu orang lain. Berikut ini sejumlah sabda Nabi SAW yang menjelaskan nya:

Dari Abu Musa dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Wajib bagi setiap Muslim untuk bersedekah.” Para sahabat bertanya: ‘Wahai Nabi Allah, bagaimana jika ia tidak mendapatkan untuk bersedekah? Beliau menjawab: ‘Berusaha dengan tangannya, sehingga bermanfaat untuk dirinya dan bersedekah. ‘Mereka bertanya: Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya?’ Beliau bersabda: ‘Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan. ‘Mereka bertanya: ‘Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? Beliau bersabda: Menyuruh untuk melakukan kebaikan dan menahan diri dari kejahatan, maka hal itu adalah sedekah baginya.” (HR Al Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Engkau membantu seseorang menaikan barang ke atas kendaraannya, itu adalah sedekah.” (HR. Muslim, 1009).

3. Shalat Tepat Waktu

Ada sejumlah ayat dan sabda Nabi Muhammad SAW lainnya juga yang turut menjelaskan amalan yang disukai Allah ini. Bahkan kelak salat tepat waktu akan menjadi cahaya penerang di hari kiamat.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ذَكَرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا فَقَالَ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

Artinya: “Dari Abdullah bin Amru, dari Nabi SAW; bahwasanya suatu hari beliau pernah menyebutkan mengenai salat seraya bersabda: “Barangsiapa yang menjaganya, ia akan mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan kelak di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat dan ia akan tinggal bersama Qorun, Firaun, Haman dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad No. 6288).

4. Jihad di Jalan Allah

Dalam Al Qur’an surah Al-Anfal ayat 74, Allah SWT berfirman yang artinya:

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.” (al-Anfal: 74).

Hadits Abu Sa’id Al Khudri r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Siapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka dengan lisannya. Apabila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).

Ibnu Taimiyah mendefinisikan jihad dengan penyataan, “Jihad hakikatnya adalah bersungguh-sungguh mencapai sesuatu yang Allah cintai berupa iman dan amal saleh dan menolak sesuatu yang dibenci Allah berupa kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan”.

Ini artinya ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk berjihad di jalan Allah. Seorang dokter bisa berjihad dengan menolong pasien, seorang guru bisa berjihad dengan mendidik, begitupun dengan profesi-profesi lainnya, bahkan seorang pelajarpun hakikatnya berjihad di jalan Allah.

  • Dipublish : 6 Agustus 2022

  • Diupdate :

  • Penulis : Wak Kaji

Comments are closed.